.
sunrise sumbing |
Sebelumnya aku telah browsing di internet mengenai jalur pendakian Gunung Sumbing. Setelah mempertimbangkan berbagai hal , akhirnya ku putuskan untuk lewat Jalur Cepit. Akupun memacu kendaraanku dari Semarang menuju Temanggung seorang diri. Setiba di Temanggung , aku mulai bertanya kepada orang yang kebetulan kutemui di pinggir jalan. Setelah bertanya kesana kemari , akhirnya akupun sampai juga di Dusun Cepit , desa Bulu yang dimana Basecamp jalur pendakian Cepit berada. Dusun ini terletak di kecamatan Pagergunung dan cukup jauh dari jalan raya Temanggung-Wonosobo. Cukup sulit juga untuk mencapai dusun ini.
Setiba di Basecamp , apa yang saya pikirkan mengenai adanya pendaki lain yang bakal jadi teman seperjalanan tidak terwujud. Tak ada satupun pendaki yang mendaki hari ini..cuma diriku saja yang berniat mendaki hari ini. Mungkin karena kunjunganku diwaktu musim penghujan yang tak tepat sehingga tidak ada satupun pendaki yang datang. Tapi akupun tak ambil pusing dan tetap maju menggapai puncak Gunung Sumbing. Setelah mendaftar dan menitipkan sepeda motor , tanpa buang waktu aku langsung saja cap cus karena sadar diriku berpacu dengan hujan yang kapan saja bisa turun. Melalui trek awal yang menanjak di jalan beraspal saat siang hari merupakan siksaan berat. Tapi langkah kaki ini tetap saja berayun seirin nafas yang mulai tersengal-sengal.
jalur cepit |
Kontan saja saya senang mengetahui ada tanda-tanda manusia lain yang juga mendaki dihari ini. Sayapun mempercepat langkah mengejar suara pendaki yang kudengar sebelumnya. Setelah berjalan dengan nafas yang hampir putus , akupun masih tak menemukan pendaki lain. Bahkan setelah setengah perjalananpun masih tak kutemui satupun manusia di sepanjang jalur menuju puncak. Kembali positif thinking memenuhi pikiranku...barangkali mereka telah sampai puncak dan mendirikan tenda. Aku pun kembali berjalan menuju puncak. Menjelang maghrib , 2\3 jalur menuju puncak telah kuraih. Suasana berubah menjadi gelap. Angin pun bertiup kencang dan awan mendung tampak menggantung dilangit. Lha ini....hujan yang kutakutkan tampaknya akan segera turun....waduuuhhh...saat sendirian di tengah gunung rasanya tak lucu bila
kawah gunung sumbing |
Klruuuukkkk...suara perutku yang lapar memecah suasana..segera ku dirikan tenda seorang diri. Walau agak kepayahan akhirnya tenda pun berdiri..setelah barang barang masuk semua ke dalam tenda , kompor ku nyalakan dan mulai memasak...menunya sudah pasti , apalagi kalau bukan mie instan rebus...entah ini makan siang atau makan malam aku sudah tak tahu lagi. Pasalnya perut ini sejak siang belum kemasukan apa apa kecuali air dan roti tawar..mie instan rebus pun tersedia dengan bau yang harum...sebuah kemewahan tersendiri menyantap mie rebus di atas puncak gunung walau terasa hambar ketika kusantap...mungkin karena perut ini telah terlanjur kosong dan tak mau di masuki makanan apapun. Tetapi tetap saja ku paksakan makanan masuk ke mulutku walau terasa mau muntah...ini ku lakukan agar tubuhku cepat pulih dari kondisi kecapaian. Segelas kopi menutup makan malamku..minuman ini ku teguk pelan pelan sambil menikmati pemandangan malam dari atas puncak gunung Sumbing...tak terlihat apa-apa seh...karena awan mendung memenuhi pemandangan bawah..hehehe..dan dari gelagar petir yang berulang kali menyambar saut menyaut...aku tau di lereng gunung ini terjadi hujan yang cukup lebat...beruntung aku bisa mencapai puncak pada waktunya sehingga tak terjebak dalam derasnya hujan. aku cukup puas bisa meraih puncak gunung sumbing di pendakian ku yang pertama di gunung ini...sendiri lagee...ya hanya sendiriii...
sunrise sumbing full |
Sejenak ku merenung..menikmati malam dalam kesendirian...suara angin menderu-deru menerpa tendaku...memang sih aku terbiasa mendaki seorang diri , tapi tenda tanpa tetangga pun……………. terasa SEPIII................hiks hiks...kemana semua orang ya...kok tak ada satupun pendaki yang naik???tapi sekali lagi positif thinking memberiku harapan sekali lagi..barang kali esok nanti aku bisa bertemu dengan pendaki lain yang sedang Sunrise Attack...tak banyak hal yang bisa kulakukan malam itu..hanya bengong tanpa teman ngobrol...lalu akhirnya ku putuskan untuk tidur di dalam kehangatan sleaping bag..
Jam setengah 4 pagi aku terbangun dengan kaki yang membeku...tampaknya kaos kaki yang berlapis lapis ku pakai pun tak berpengaruh pada dinginnya pagi...segera ku membuat minuman penghangat...segelas kopi pun tersaji...sambil menyeruput kopi aku pun keluar menunggu mentari yang sebentar lagi muncul...perasaanku masih penasaran dengan suara yang ku dengar sewaktu aku naik...tapi sampai langit mengeluarkan semburat merah , bahkan sampai mentari naik di atas ufuk pun tak satu pun pendaki yang naik ke puncak...berarti benar suara ramainya orang yang ku dengar sewaktu aku naik kemarin bukan suara manusia melainkan suara BANGSA HALUS. Setidaknya itu yang bisa ku simpulkan saat ini..
Yah apa boleh buat hari itupun kulewati menikmati pagi di puncak Sumbing dengan seorang diri. Gunung pun seakan milikku seorang..begitu juga dengan sunrise...yang tampak malu malu muncul di balik awan mendung..ada hikmahnya seh naik gunung seorang diri walau kayak orang hilang memang...hehehe...hanya saja....kenapa aku malah membawa kamera analog yang gak ada timer- nya???bodohnya aku...tadinya seh mau minta tolong pada pendaki lain...tapi sekarangpun tak ada yang bisa di minta tolong kan...hahaha….. akhirnya aku hanya ambil gambar pemandangan tanpa 1 gambarpun mengenai diriku...hahaha……… sial memang.
gunung sindoro |
Aku pun turun gunung pada pukul 8 setelah menyempatkan diri menyantap sarapan pagi. Aneh juga rasanya makan seorang diri di ketinggian 3371 meter dari permukaan laut..perjalanan turun pun tak sesulit yang ku bayangkan...dalam perjalanan turun pun di sepanjang jalur tak kutemui satu pun pendaki yang mendirikan tendanya. Bekas tenda yang berdiri atau sisa sisa camping pun tak ada satu pun...Sesampai di Base Camp aku pun bertanya kepada penjaga Base Camp tentang ada tidaknya pendaki lain yang mendaki setelahku. Pemilik Base camp pun menjawab tidak ada dan cuma diriku yang naik ke puncak kemarin sambil memperlihatkan catatan buku tamu yang di situ hanya tertulis namaku pada hari kemarin. ini semakin menguatkan dugaan ku bahwa tak ada satu pun pendaki yang kemarin naik ke puncak kecuali diriku...berarti memang benar suara yang kudengar kemarin mungkin memang suara dari penunggu gunung sumbing ini...mungkin juga itu adalah suara Pasar Setan yang semenjak dahulu terkenal keberadaannya di gunung ini…..sungguh pengalaman tak terlupakan ……………
nyampe di bawah baru ketemu orang n bisa minta tolong amblin gambar.... |