Sabtu, 24 Juni 2017

Makna ketupat atau kupat

Ketupat
Seperti yang kita tahu , Idul fitri adalah hari raya umat islam..Apa yang khas dari hari raya umat islam ini adalah keberadaan makanan khas seperti Ketupat dan Lepet. Makanan khas ini banyak di sajikan saat lebaran. Biasanya di buat dari daun kelapa yang di anyam hingga membentuk persegi empat. Inilah yang dinamakan dengan selongsong ketupat. Selanjutnya ketupat ini di isi dengan beras kemudian di rebus hingga beras matang dan ketupat berisi.
Keberadaan ketupat ini tak lepas dari budaya jawa yang penuh dengan filosofi. Nah apakah anda tahu makna dari makanan ini kawan??pasti banyak yang belum tahu kan? Untuk itu bagi yang penasaran , terus simak tulisan saya ini ya...lumayan kan tambah pengetahuan...hehehe
Oke....pertama kawan...ketupat konon pertama kali di perkenalkan pada masyarakat jawa oleh salah satu waliyullah yang terkenal yaitu Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga adalah salah satu walijhlhjjywrpyullah yang membentuk budaya masyarakat jawa seperti yang sekarang. Cara dakwahnya dalam rangka menyebarkan agama islam yang secara persuasif berhasil mengislamkan sebagian besar penduduk pulau jawa. Di dalam dakwahnya Sunan Kalijaga menggunakan kesenian dan budaya orang jawa untuk menarik perhatian mereka. Di sela sela kesenian ini beliau menyelipkan ajaran-ajaran islam didalamnya.
Begitu juga pada hari raya Idul Fitri atau Lebaran. Dalam bahasa jawa Lebaran kerap disebut sebagai BODO. Berasal dari kata BAKDA yang berarti. Pada zaman itu Sunan Kalijaga membudayakan 2 kali Bodo ,  yaitu Bodo Lebaran sebagai hari besar nya umat islam dan Bodo Kupat yang dimulai seminggu sesudah Lebaran. Dalam filosofi Jawa, Kupat memiliki makna khusus. KUPAT berasal dari bahada jawa merupakan kependekan dari NGAKU LEPAT dan LAKU PAPAT.
salam-salaman meminta maaf..
"Ngaku lepat" merupakan kata dalam bahasa Jawa yang bila diartikan ke bahasa indonesia sama dengan "MENGAKUI KESALAHAN". Jadi Bodo Kupat bisa diartikan sebagai hari raya untuk saatnya saling mengakui kesalahan.Tradisi sungkeman menjadi implementasi orang jawa untuk "ngaku lepat" atau mengakui kesalahan. Sungkeman ino juga mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain.
"Laku papat" jruga merupakan kata dalam bahasa Jawa. "Laku" berarti Menjalankan , "papat" berarti empat.  Dengan demikian "Laku Papat" bisa diartikan MENJALANKAN YANG EMPAT. Menjalankan yg empat apa itu?dalam hal ini yang dimaksud dengan Laku Papat ini meliputi u LEBARAN , LUBERAN , LEBURAN , LABURAN.
1.LEBARAN
Lebaran berasal dari kata LEBAR yang berarti "wez rampung" atau bila di indonesiakan berarti juga "sudah selesai". Dengan begitu Lebaran berarti juga menandakan berakhirnya waktu puasa. Yaitu pertanda kemenangan manusia terhadap hawa nafsu. Setelah sebulan berpuasa selama 1 bulan , tubuh manusia telah dikembalikan ke fitrahnya.
2.LUBERAN
Leburan berasal dari kata "LEBUR"  yang berarti Meluber atau melimpah. Hari kemenangan itu hendaknya kita berbagi kesenangan dengan mereka yang tak mampu yaitu dengan "meluberkan" sebagian harta kita kepada para fakir miskin. Ajakan bersedekah untuk kaum miskin ini disimbolkan dengan pengeluaran zakat fitrah yang merupakan perintah wajib bagi orang islam untuk mengeluarkannya bagi yang mampi
3.LEBURAN
Leburan berasal dari kata "LEBUR" yang berarti Sudah habis dan lebur. Maksudnya dosa dan kesalahan akan melebur habis karena setiap umat islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain. Simbol dari kata "Leburan " ini adalah tradisi sungkeman dan halal bihalal yang merupakan ajang untuk saling memaafkan satu sama lain.
Tradisi sungkeman sebagai simbol saling memaafkan antara yang muda dan yang tua
4.LABURAN
Berasal dari kata "Labur". Labur yang dimaksud di sini adalah kapur yang biasa digunakan untuk penjernih air maupun pemutih dinding. Sedang "Laburan" sendiri dalam tradisi jawa dikaitkan dengan kebiasaan orang jawa yang suka "melabur" atau mewarnai dinding rumah mereka dengan kapur berwarna putih dihari raya atau hari besar lainnya. Tujuan mewarnai dinding ini supaya rumah yang mereka tinggali terlihat bersih dan indah. Secara filosofi orang jawa , Laburan memiliki makna bahwa orang yang telah selesai menjalankan ibadah puasa hendaknya selalu mewarnai lahir dan batinnya dengan kesucian seperti halnya orang jawa yang membersihkan rumah mereka dengan "Labur".
Semua filosofi jawa ini lantas disimbolkan oleh sunan kalijaga dalam wujud Kupat , yaitu panganan dari beras yang di bungkus daun kelapa muda membentuk segi empat.
Pasti ada kan dari kalian yang bertanya kenapa harus berbentuk seperti itu?kenapa kok harus pakai daun kelapa muda?kenapa kok tidak bundar?atau pakai daun jati misalnya?
Well...Sunan Kalijaga pun tidak asal-asalan ambil sesuatu untuk dijadikan simbol kupat. Lazimnya daun kelapa yang masih muda oleh orang jawa disebut juga dengan nama JANUR. Kata Janur ini berasal dari kosakata bahasa Arab  " Ja'a nur " yang berarti telah datang cahaya. Isi kupat yang berasal dari beras yang berwarna putih di ibaratkan sebagai hati manusia. Bentuk kupat yang persegi empat menandakan hati manusia yang 'Laku Papat'.
Jadi Kupat itu di ibaratkan sebagai hati manusia yang melakukan "laku papat" yang telah terbungkus oleh cahaya(ja'a nur). Saat orang sudah mengakui kesalahannya maka hatinya seperti KUPAT YANG DIBELAH, pasti isinya putih bersih, hati yang tanpa iri dan dengki.
Kenapa? Karena hatinya sudah dibungkus CAHAYA (ja'a nur).
Makanan lain yang juga ada saat Bodo kupat adalah LEPET. Lepet adalah panganan yang terbuat dari beras ketan yang dibungkus dengan daun kelapa yang masih muda. Berbeda dengan Kupat Lepet berbentuk bulat memanjang. Lepet pun memiliki filosofidan maknanya sendiri. Lepet berasal dari singkatan kata "siLEP kang raPET" yang berarti menutup dengan rapat-rapat. Jadi setelah ngaku lepet dan meminta maaf, hendaknya seseorang menutup kesalahan yang sudah dimaafkan dan jagan diulang lagi, agar persaudaraan semakin erat seperti lengketnya KETAN DALAM LEPET.
Begitulah pesan yang terkandung dalam Kupat dan Lepet kawan...makanan yang hanya ada saat hari raya ini telah menjadi salah satu budaya bagi bangsa indonesia namun arti , makna , dan sejarahnya mulai di lupakan oleh generasi muda saat ini. Untuk itulah bro , sudah selayaknya kita mengetahuinya dan menyebarkan budaya yang mulai hilang ini ke masyarakat...terlebih bila anda nantinya memiliki anak atau cucu...wariskanlah budaya ini...agar kelak ketika anak cucu kita memakan kupat dan lepet ini , mereka tahu makna yang terkandung didalamnya....

0 komentar:

Posting Komentar